Benchmarking Labschool pada tahun
2014 dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing sekolah dilakukan ke dua
negara yang memiliki tingkat pendidikan tertinggi di kawasan Asia, yaitu Korea
Selatan dan Jepang. Kedua negara ini dipilih dengan pertimbangan pendidikan
yang diselenggarakan di dua negara tersebut mencapai kemajuan yang sangat
tinggi, berdasarkan data PISA, Korsel merupakan negara yang menduduki peringkat
kedua setelah Finlandia. Sedangkan
Jepang dianggap sebagai negara yang memiliki perhatian tinggi dalam bidang
pendidikan, khususnya pasca kekalahan Jepang pada perang dunia kedua yang telah
meluluhlantakkan dua negara yaitu Hiroshima dan Nagasaki.
Kunjungan yang dilakukan pada
akhir November 2014 diawali di Korea Selatan dengan mengambil di dua sekolah
sesuai dengan rekomendasi Komite Nasional Korsel untuk Unesco yaitu Sekolah Sookmyong
Girls High School dan Bangbae Yunior
High School. Disamping dua sekolah tersebut, tim Labschool juga berkunjung ke
KICE, yaitu Korea Intstitute for Curriculum and Education atau Pusat Kurikulum
(Puskur-nya Korea).
Gambar: Bersama salah satu siswi |
Kunjungan ke Sookmyong Girls High
School merupakan sekolah setingkat SMA
yang khusus menerima siswa wanita. Sekolah ini merupakan sekolah dengan usia
yang cukup tua, berdiri pada tahun 1900 an pada saat Korea masih dijajah
Jepang. Sekolah menempati lahan yang strategis dan luas dilengkapi dengan
fasilitas sekolah yang sangat memadai. Sekolah yang memiliki sejarah panjang
direkam dalam satu ruang dalam bentuk museum sekolah yang sangat jarang
dimiliki oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Koleksi buku perpustakaan yang
sangat banyak serta ruang laboratorium yang representatif. Hall in door serta
ruang teater yang nyaman dengan pengaturan suhu yang baik untuk menyesuaikan
dengan kondisi di Korsel yang mengenal empat musim.
Gambar: Berfose di halaman sekolah dengan latar belakang pepohonan yang indah |
Jumlah siswa dalam setiap kelas
terbilang besar, ada 38 an siswa dalam setiap kelas yang diajar oleh seorang
guru sesuai dengan subjeknya masing-masing. Sekolah ini tergabung dalam ASP Net,
yaitu sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan kegiatan UNESCO dan termasuk
sekolah unggulan di Korea. Kurikulum yang yang diterapkan di sekolah ini adalah
kurikulum nasional dengan pengembangan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan
sekolah dan lembaga, karena sekolah ini adalah sekolah swasta. Jumlah siswa di
sekolah ini sekitar 2000 an siswa dengan jumlah guru/karyawan sekitar 200an
orang. Walaupun sekolah ini hanya
menerima siswa khsusus perempuan namun guru-guru tidak seluruhnya perempuan,
bahkan wakil kepala sekolahnya adalah laki-laki.
Sarana yang terdapat di setiap
kelas adalah loker siswa, bendera korea, TV flat di pojok kiri kelas, papan
green board dengan spidol khusus seperti kapur yang berwarna putih, meja dan
kursi personal, dan mimbar untuk guru. Tidak terdapat meja kursi untuk guru di
kelas Korea ini sehingga saat mengajar guru berdiri di depan mimbar dengan
memanfaatkan laptop yang terhubung dengan TV flat.
Siswa di sekolah ini banyak yang
melanjutkan ke tiga perguruan tinggi favorit di Korsel, yaitu Seoul National
University, Yonsei University dan Kaist University. Alumni-alumni sekolah ini
sangat peduli dengan sekolahnya, dan beberapa alumni menyumbangkan beberapa
bantuan seperti cermin besar yang disediakan di luar setiap gedung.
Sekolah kedua yang dikunjungi
oleh Labschool adalah Bangbae Junior High School, sekolah setingkat SMP yang
berada di Korea ini merupakan sekolah negeri atau public school. Sekolah ini
cukup memiliki reputasi yang baik sebelum tahun 2012, banyak prestasi yang
diperoleh baik tingkat lokal maupun nasional. Namun seiring kebijakan
pemerintah setempat dengan sistem rayonisasi, sekolah ini mengalami penurunan
kualitas karena in put siswa hanya berasal dari siswa yang bertempat tinggal di
sekitar rayon sekolah. Berdasarkan plakat kenang-kenangan kunjungan sekolah
lain, sekolah ini sering pula dikunjungi sekolah-sekolah RSBI dari Indonesia
pada masa lalu.
Gambar: Saat memberikan materi tentang Indonesia |
Gambar: Mengenalkan presiden dan wapres baru Indonesia kepada siswa Korea |
Satu hal yang sangat menyenangkan
bagi penulis adalah, berkesempatan mengajar anak-anak Korea Selatan di dua
sekolah tersebut tentang Indonesia. Penulis menjelaskan menganai negara
Indonesia selama dua puluh menit yang mendapat apresiasi dan kesan baik dari
siswa. Mereka lebih mengenal Indonesia setalah diberikan paparan dalam bentuk presentasi
power point yang memuat lokasi, identitas, serta keanekaragaman budaya dan suku
bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar