Kamis, 16 Oktober 2014

IN 2 KLASTER KURIKULUM 2013 SMP LABSCHOOL CIBUBUR

Pelaksanaan Pendampingan Kurikulum 2013 pada Klaster SMP Labschool Cibubur yang beranggotakan empat sekolah yaitu: SMP Walisanga, SMP Hutama, SMP Strada Nawar dan SMP Darul Kiram telah memeasuki fase IN 2. Kegiatan yang direncanakan 3 kali IN dan 2 kali ON ini secara umum dapat berjalan dengan baik. Kendala-kendala atau hambatan yang muncul lebih dikarenakan kekurangsesuaian waktu pelaksanaan dengan agenda beberapa guru di sekolahnya masing-masing. Demikian pula dengan guru pendamping yang memiliki keterbatasan untuk melakukan pendampingan ke sekolah-sekolah yang jumlahnya bisa lebih dari 15 sekolah/ pendamping. Ini tentunya tidak mudah, karena disamping harus melakukan tugas pendampingan, guru pendamping tersebut juga harus melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik/ guru di sekolahnya.

Gambar: Penjelasan dan pembekalan umum dari pengawas
Pengawas pembina, dalam hal ini bapak Drs. Ahmad Muhamad Aziz Setiawan, M.Pd. menegaskan di depan para peserta dalam pembekalan IN 2 pada Kamis, 16 Oktober 2014 bahwa guru sasaran harus mampu memanfaatkan pendampingan dengan sebaik-baiknya, ibaratnya adalah pada saat IN guru harus mampu menambah "amunisi-amunisi" yang akan dimanfaatkan dan digunakan pada pelaksanaan ON di sekolahnya masing-masing. Oleh karena itu saling sharing dan bertukar informasi antar guru dengan pendamping, antar pendamping dengan pendamping maupun sesama guru sasaran akan memperkokoh dan memperkuat pemahaman dan pengertian terhadap kurikulum 2013.

Dalam kesempatan yang sama, kepala SMP Labschool Cibubur selaku ketua klaster menyampaikan bahwa kegiatan klaster harus diambil hikmah positifnya, dengan niatan yang baik dan sikap positif, insya Allah hasil yang baik dan  positif akan diraih yang pada ujungnya adalah untuk meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Kegiatan klaster mengikuti model di Jepang yang diterapkan dengan metode Lesson Study, dimana sekolah dibuat dalam bentuk Distrik dan mereka saling berkomunikasi untuk membuat Komunitas belajar bersama (Learning Community). Konsep awal Learning Community ini diawali oleh Prof. Manubu Sato (Universitas Tokyo) yang diterapkan di SD Negeri Ojiwa (1995), SD Hamanogo (1998), SMP Minami (1997), SMP Gakuyo (2001) dan beberapa sekolah SMA lainnya. Sampai tahun 2012 jumlah sekolah yang telah melakukan reformasi sekolah adalah  SD sebanyak 1500, SMP sebanyak 2000 dan SMA sebanyak 300. Serta sudah ada 300 sekolah yang sudah membuat jejaring. (sumber: Ibrohim, FMIPA UM 2013).

Setelah IN 2 akan dilanjutkan kegiatan ON 2 yang dijadwalkan di lima sekolah yaitu:
- SMP Labschool Cibubur, Rabu 22 Oktober 2014 (Matematika, 13.00 dan IPS 07.05)
- SMP Walisanga, Senin dan Rabu 20 dan 22 Oktober 2014 ( B.Ing. 10.30 dan B. Indonesia, 09.00 )
- SMP Strada Nawar, Senin dan Jumat 20, 24 Oktober 2014 ( PJOK 07.40 dan BK, 09.00)
- SMP Hutama, Rabu Jumat, 22, 24 Oktober 2014 ( IPA, 08.20 dan Prakarya 07.00)
- SMP Darul Qiram, PPKn dan Seni Budaya.
Gambar: Kesan pesan dari salah satu peserta
Kegiatan IN 2 yang dimulai pagi hari hingga pukul tiga sore dirasakan sangat bermanfaat oleh peserta, apalagi ada penjelasan dari guru pendamping dari tujuh mata pelajaran yang hadir pada hari itu. Kesan positif itu disampaikan oleh salah satu peserta dari Stada Nawar saat kegiatan penutupan, dan acara disempurnakan dengan pembacaan doa yang disampaikan oleh kepala sekolah SMP Walisanga, bapak Drs. Panut Raharja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar