Selasa, 17 November 2020

Pendekatan MASKER dalam PJJ

Tantangan belajar dan mengajar di masa pandemi yang dilakukan dengan cara pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dengan cara belajar dari rumah (BDR) memang lebih berat dibanding dalam masa di luar pandemi. Namun demikian sesulit dan seberat apapun pembelajaran harus dapat berjalan dengan kondisi-kondisi yang ada. Masalah ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja, namun seluruh dunia pun merasakan dan mengalami.

Disparitas masyarakat Indonesia yang sangat heterogen ditambah dengan disparitas sarana prasarana pendidikan yang ada dengan jangkaun luas wilayah Indonesia yang besar menimbulkan masalah sendiri. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain yang secara wilayah dan populasi jauh berbeda dengan Indonesia, mereka lebih maju, lebih homogen dan lebih maju dalam sarana prasarana serta pemanfaatan teknologi informasi ditambah sumber daya manusia pendidiknya lebih baik. 

Namun semangat dan naluri mendidik/mengajar tidak bisa dihentikan hanya karena pandemi oleh insan-insan pendidikan. Kendala dan hambatan harus dilalui dengan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa serta  sebagai amanah bagi pendidik. Walaupun dalam pelaksanaan PJJ kadang muncul dampak-dampak psikologis baik dari guru maupun peserta didik. Masalah psikologis menimbulkan beberapa peserta didik mengalami kejenuhan, malas, stress, depresi bahkan sampai ada yang bunuh diri karena beratnya tugas-tugas belajar selama PJJ.

Kondisi-kondisi psikologis seperti di atas sebenarnya dapat dihindari dalam pelaksanaan PJJ/ BDR apabila pendidik dan institusi pendidikan mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik walupun tidak se-ideal dalam kondisi normal. Pendektan yang tepat kepada peserta didik akan menjadikan peserta didik dapat belajar secara menyenangkan dan bermakna serta jauh dari stress dan kebosanan.

Pendekatan yang dapat dilakukan dalam PJJ/ BDR agar peserta didik dan pendidik dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik salah satunya dengan Pendekatan “MASKER”. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan masker dapat dijelaskan di bawah ini.

1. Menyapa siswa dengan ramah.

Hal yang penting dalam pembelajaran adalah bagaimana pendidik dapat menyapa dengan baik dan ramah dalam pembelajaran sehingga peserta didik merasa menjadi bagian dalam proses belajar mengajar. Penghargaan dan sapaan baik merupakan awal yang baik dalam pembelajaran dan siswa menjadi subyek dalam pembelajaran.

2. Apresiasi siswa sebaik mungkin

Memberi apresiasi kepada siswa dalam bentuk yang paling sederhana sampai yang lebih baik dalam bentuk pujian, nilai, atau hadiah. Siswa yang mendapat apresiasi akan lebih termotivasi dalam belajar dan hal ini juga akan memberi dorongan siswa lain untuk sama-sama berprestasi. Sebagaimana terori Maslow bahwa kebutuhan manusia adalah untuk dihargai, maka guru hendaknnya tidak pelit memberikan pujian kepada peserta didik.

3. Sesuaikan materi kurikulum dengan kondisi

Karena pembelajaran dalam kondisi tidak normal maka pelaksanaan atau implementasi kurikulum atau materi pembelajaran tidak dapat dilaksanakan seperti biasa. Guru harus mencari materi esensial yang harus disampaikan kepada siswa sehingga tidak terlalu banyak materi yang disampaikan. Pemberian tugas atau pun harus disesuaikan tidak seperti penugasan di masa normal. Dalam hal ini pemerintah melalui Kabalitbangbuk mengeluarkan SK no 018/H/KR/2020 tanggal 5 Agustus 2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah secara khusus dengan penyederhanaan kompetensi dasar semua mata pelajaran.

4. Kerjasama, kolaborasi dan Komunikasi dengan pihak-pihak

Guru dan sekolah harus mampu melakukan kerjasama dengan peserta didik, orangtua dan tentunya sesama guru agar pembelajaran dapat berjalan lancar. Adanya Kerjasama, kolaborasi dan komunikasi sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekolah dalam waktu-waktu tertentu sebaiknya meminta pendapat dan masukan dari orangtua tentang pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Adanya kerjasama yang baik maka kesulitan-kesulitan atau kendala dapat diatasi bersama. Orangtua dan sekolah berkolaborasi untuk menyukseskan pembelajaran anak.

5. Evaluasi dilakukan secara fleksibel

Evaluasi merupakan suatu kegiatan guru untuk mendapatkan informasi tentang seberapa jauh materi atau kurikulum dapat dikuasai oleh siswa. Evaluasi dalam masa PJJ tidak harus dalam bentuk ulangan, atau tes. Guru dapat menilai dengan kehadiran anak selama PJJ, perhatian dan tanggungjawab selama belajar, atau keaktifan selama diskusi. Kalaupun dilakukan secara tertulis maka tingkat kesulitan soal paling tinggi adalah pada tingkat sedang dan hindari yang sulit.

6. Refleksi

Guru dalam pembelajaran perlu melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan dalam pebelajaran. Kekurangan-kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi menjadi catatan untuk perbaikan pembelajaran pada berikutnya. Guru pun dapat meminta masukan atau saran dari peserta didik tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Apabila kita mampu menangkap keinginan peserta didik maka dapt dipastikan pembelajaran akan lebih menyenangkan dan menghindari stress atau depresi siswa selama PJJ.

Menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk menciptakan susasan belajar yang lebih baik dalam masa pandemi sehingga hal-hal negatif yang terjadi selama PJJ dapat dihindari atau minimal terkurangi. Pendekatan MASKER selama PJJ bisa menjadi sedikit solusi bagi guru, sekolah dan insan-insan pendidikan untuk menjadikan pendidikan yang menyenangkan, menantang dan bermakna selama pandemi ini. Pendekatan masker pun diterapkan tidak hanya saat pandemi saja, namun pada saat normalpun pendekatan masker akan dapat mengoptimalkan pembelajaran sehingga kualitas proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih baik.


Jumat, 13 November 2020

Kreativitas dan Semangat Mendidik saat Pandemi

Masa pandemi, kegiatan dalam dunia pendidikan mengalami perubahan drastis sebagaimana dialami pula bidang-bidang lain seperti ekonomi, sosial, budaya, pariwisata dan bahkan dalam bidang kehidupan agama yang tidak luput pula mengalami perubahan. Memang penyebaran Covid-19 yang sangat masif dan cepat memerlukan antisipasi dan pencegahan yang terencana, terpadu dan sistematis baik pemerintah, lembaga maupun perorangan.

Kebiasaan para siswa belajar di sekolah atau madrasah sudah tidak terlihat lagi selama beberapa bulan ini, bahkan hampir mendekati bilangan tahun. Siswa belajar dari rumah, dan guru pun mengajar dari rumah. Memang pada awal-awal kebijakan ini banyak kegamangan dan kebingungan yang datangnya dari guru, siswa bahkan orangtua. Bagaimana mungkin siswa bersekolah di rumah, dan bagaimana mungkin guru pun megajar dari rumah. Namun karena kondisi yang menuntut demikian maka walaupun dengan keterpaksaan dan penolakan di sana-sini, proses belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berjalan.

Babak berikutnya adalah adanya kendala untuk menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa (transfer of knowledge) yang ternyata tidak semudah saat pembelajaran tatap muka. Kendala tersebut diantaranya adalah terbatasnya komunikasi jarak jauh guru dan siswa, serta minimnya perangkat untuk transfer of knowledge tersebut. Beberapa kendala diantaranya belum tersedianya jaringan listrik di daerah-daerah tertentu, terbatasnya internet, tidak adanya gawai, serta tidak adanya paket atau data untuk mengakses.

Dari sisi guru, beberapa guru pun mengalami keterbatasan pengetahuan dan cara untuk mengerjakan tugasnya dari rumah. Namun karena tuntutan dan kondisi, guru-guru pun berupaya bangkit untuk belajar dan belajar lagi memanfaatkan kemajuan sosial media dan teknologi informasi yang semakin maju. Guru-guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, seperti menggunakan SMS, WA, Email, serta aplikasi-aplikasi yang disediakan oleh Google. Pemerintah pun membantu dengan menyiadakan sarana-sarana siaran edukasi melalui televisi dan radio serta melalui situs guru berbagi, guru penggerak dan lain-lain.

Guru di masa pandemi secara tidak langsung bisa melakukan adaptasi dalam pembelajaran dan dengan cepat pula menyesuaikan kemampuannya melalui penguasaan keterampilan dengan menggunakan paltform pembelajaran yang beraneka ragam. Zoom cloud meeting adalah salah satu yang populer digunakan guru untuk mengajar di daerah yang memiliki dukungan internet dan perangkat yang memadai. Google meet, youtube, trello, quissis, blog, canva, padlet, google form, google classroom, edmodo serta beberapa media lainnya menjadi hal yang tidak asing di kalangan guru-guru.

Gambar: Guru dan sekolah yang sepi saat pandemi

Guru-guru berinovasi dengan kreativitasnya serta semangat melayani siswa berakselerasi menguasai teknologi untuk menyesuaikan pembelajaran di masa pandemi. Diskusi dan sahring berbagi pun hampir setiap hari terjadi melalui webinar maupun diklat daring. Pandemi ternyata lebih mempercepat guru mengakselerasi teknologi dan lebih mampu mempererat silaturahmi dan menggali ilmu (tolabul ilmi) yang hampir tidak dibatasi oleh waktu, tempat dan jarak.

Pemerintah pun berupaya melakukan relaksasi pembelajaran di masa pandemi dengan tidak mengejar target kurikulum. serta memberikan bantuan kuota internet bagi siswa, mahasiswa dan guru. Banyak upaya yang sudah dilakukan, namun kesempurnaan tidak akan menyamai pembelajaran yang dilakukan secara langsung, dimana suasana sosial, kedekatan, emosi dan kebersamaan serta empati bersatu dalam pembelajaran.

Sukses selalu untuk guru pembelajar dan semoga pandemi ini bisa berlalu. Kita pun berharap tahun baru bisa mulai belajar tatap muka dan suasana baru pasti tercipta lebih baik dan berkualitas karena kita telah belajar bersama-sama dan sama-sama belajar di masa pandemi.

Link tulisan ini juga bisa dilihat di: https://channel9.id/kreativitas-dan-semangat-mendidik-saat-pandemi/?fbclid=IwAR2D-JjytBmN99DAJ7QwLzESZaalFSpOTADdTxlvAySnCY7gj0M_6GdLmoM.

Sabtu, 25 April 2020

PESANTREN BAITI JANNATI

Ada yang menarik di awal-awal tahun 2020, tahun yang memiliki angka kembar yaitu duapuluh duapuluh. Peristiwa pulangnya santri dari berbagai pondok pesantren ke rumah masing-masing, bukan karena akhiru sannah atau akhir tahun, bukan pula karena libur tengah semester. Pesantren yang memulangkan santrinya pun bukan hanya satu atau dua pesantren saja, namun semuanya mulai pesantren yang dikenal di seluruh negeri maupun pesantren biasa.
Pesantren Tebu Ireng, Pesantren Gontor, Pesantren Assalam, Pesantren Daurut Tauhid, Pesantren Darunnajah, Pesantren Darul Quran dan deretan nama pesantren lainnya hampir semuanya memulangkan santrinya ke rumah masing-masing. Pemulangan santri ini dikarenakan adanya wabah virus corona (covid-19) yang mewabah di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pesantren mengambil kebijakan untuk mencegah terjadinya penularan dan pencegahan wabah ini maka semua santri dipulangkan. Hal ini seperti dilakukan sekolah-sekolah yang telah melakukan kegiatan belajar dari rumah atau home learning dengan model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Aktifitas pondok pesantren yang biasanya ramai, sontak menjadi sepi. Kegiatan pengajian yang biasanya dihadiri oleh para santri dan warga sekitar menjadi sepi, kegiatan-kegiatan olah raga di lapangan sekitar pesantren pun tidak ada, aktivitas pondok dengan hiruk pikuknya santri yang berlalu lalang dan membaca kitab di sudut-sudut pondok juga lenyap, bahkan qiyamullail yang rutin dilaksanakan bersama-sama dengan ratusan santri menjadi hening seketika. Pondok pesantren sekarang ditinggali oleh beberapa pengurus yang menjaga dan mengisi kajian-kajian yang dilakukan secara daring atau online melalui sarana-sarana yang dimiliki dan dikuasai pesantren seperti media televise, radio, streaming youtube, facebook, atau menggunakan zoom dan google meet yang sekarang sedang marak digunakan oleh orang-orang.
Pulangnya santri dari pondok pesantren  kemungkinan akan berlangsung seiring dengan merebaknya wabah pandemi corona ini. Kita semua berharap wabah ini tidak berlangsung lama dan bisa segera hilang dari bumi tercinta ini, khususnya Indonesia. Dengan adanya para santri kembali ke rumah maka sekarang muncul adanya pesantren baru, yaitu Pesantren Baiti Jannati.
Gambar: Mengisi stay at home dengan ibadah bersama
Pesantren Baiti Jannati adalah pesantren yang muncul di masa pandemic Covid-19 ini, rumah-rumah yang sangat jarang dijadikan tempat tarawih pada saat Ramadhan serentak diisi dengan kegiatan taraweh, hal ini dikarenakan adanya larangan shalat berjamaah di masjid dan mushola. Suasana shalat wajib menjadi tidak biasa, hampir selama lima waktu dilakukan oleh orang-orang di rumah dengan berjamaah. Apalagi rumah yang kedatangan santri dari berbagai macam pondok, maka suasananya akan lebih berbeda lagi. Kegiatan tadarus dan menghafal quran serta mengkaji kitab-kitab kuning atau kitab kajian lainnya dilakukan di sudut-sudut rumah atau kamar-kamar santri/ siswa.
Ayah yang menjadi kepala keluarga sekarang merangkap menjadi Kyai dan Imam di pesantren Baiti Jannati, demikian pula dengan Ibu yang sekarang menjadi Nyai di Pesantren yang sama. Pesantren Baiti Jannati akan lebih semarak apabila dilakukan tadarus bersama antara anggota keluarga, ceramah singkat dan bersama-sama untuk berlomba dalam kebaikan apalagi di bulan yang penuh berkah dan ampunan, yaitu Ramadhan 1441 hijriah ini.
Semoga Pesantren Baiti Jannati dapat dilakukan oleh semua keluarga walaupun dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Mungkin ada yang tidak maksimal karena kendala-kendala yang ada di masing-masing rumah tangga/ keluarga. Ayah tidak selalu harus menjadi imam, anak-anak laki-laki yang sudah dewasa atau baligh pun sudah bisa bergantian menjadi imam. Jika kita memanfaatkan keterbatasan-keterbatasan yang ada maka kendala apapun bisa diatasi. Tetap semangat dan tetap stay at home, semoga Covid-19 cepat berlalu dan pesantren-pesantren akan kembali hidup dan berjalan normal kembali.



Sabtu, 22 Februari 2020

PERSIAPAN PTS PPKN SEMESTER II KELAS 8

Sejarah Perjuangan bangsa Indonesia sangat panjang, datangnya bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 menjadi awal sejarah perjalanan bangsa. Pendatang yang semula berdagang akhirnya tergoda menjajah bangsa kita. Belanda yang pada pada tahun 1596 mendarat di Banten, dan melalui VOC pada tahun 1602 Belanda mulai melakukan monopoli komoditi perdagangan dan di sinilah mulai benih-benih penjajahan.

Perjuangan bangsa melawan penjajahan dari mulai Ujung Aceh sampai Maluku di timur Indonesia. Namun perjuangan-perjuangan tersebut banyak mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut karena perjuangan masih bersifat kedaerahan, belum terorganisir, belum mempunyai tujuan yang jelas dan masih mengandalkan pimpinan. 

Kegagalan tersebut menimbulkan kesadaran untuk kebangkitan nasional yang ditandai dengan lahirnya organisasi modern yaitu lahirnya Budi Utomo atas saran mahasiswa STOVIA, Wahidin Sudirohusodo pada 20 Mei 1908 dan diketuai oleh Soetomo.
Selain Budi Utomo, ada organisasi Syarikat Islam, Indische Partij, Indische Vereeniging, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama,  Partai Nasional Indonesia, Inonesiche Studie Club (ISC), dll.

I.    Jawablah dengan memilih salah satu jawaban  yang paling tepat!
1.       Perjuangan bangsa Indonesi pada masa sebelum tahun 1900 banyak mengalami kegagalan hal ini dikarenakan hal di bawah ini,....
a.     Perjuangan tersebut bersifat terorganisir dan jelas tujuannya
b.     Perjuangan sudah memiliki semangat nasionalisme yang maju
c.     Perjuangan sudah mulai dipimpin kaum terpelajar dan cendekiawan
d.     Perjuangan bersifat bersifat lokal dan temporer
2.       Perjuangan bangsa Indonesia yang masih banyak kelemahan ditambah dengan politik Belanda yang jitu untuk tidak menyatukan komponen bangsa yaitu melalui ....
a.     Politik devide et impera
b.     Politik tanam paksa
c.     Politik etis
d.     Politik balas jasa
3.       Politik Belanda untuk menunjukkan perhatian Belanda kepada negeri yang di jajahnya dikenal dengan ....
a.     Politik Etis
b.     Politik devide et impera
c.     Politik tanam paksa
d.     Politik pecah belah dan menguasai
4.       Belanda melalui VOC mulai menjajah Indonesia pada tahun....
a.     1596                                                          c. 1602
b.     1600                                                          d. 1615
5.       Politik etis sebenarnya bagi Belanda bertujuan untuk mendapatkan hal-hal di bawah ini, kecuali.....
a.     Tenaga kerja yang terampil dan murah
b.     Mendapatkan staf pemerintahan golongan rendah
c.     Mendidik bangsa Indonesia agar cerdas dan maju
d.     Mendapatkan pujian dari bangsa lain sebagai penjajah yang baik
6.       Ada banyak pahlawan bangsa yang telah berjasa untuk melawan penjajah, di bawah ini merupakan pahlawan yang berasal dari daerah Sumatera Barat....
a.     Tuanku Imam Bonjol                               c. Sisingamanagaraj
b.     Cut Nyak Dien                                          d. Kapten Patimura
7.       Ada beberapa faktor munculnya kebangkitan nasional pada bangsa Indonesia, antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal antara lain....
a.     Kenangan kerajaan besar di Mesir dan di Babylonia
b.     Ada kemenangan Jepang terhadap Korea
c.     Kejayaan dan kemakmuran bangsa-bangsa lain
d.     Lahirnya kaum intelektual yang menjadi pimpinan pergerakan
8.       Kebangkitan nasional salah satunya ditandai dengan lahirnya beberapa organisasi, salah satu organisasi yang menjadi simbol kebangkitan nasional adalah....
a.     Budi Utomo                                              c. Indiche Partij
b.     Syarikat Islam                                           d. Indonesia Muda
9.       Yang memberikan gagasan untuk didirikan organisasi Budi Utomo adalah....
a.     Dr. Sotomo                                               c. Dr. Wahidin Sudirohusodo
b.     Dr. Tjipto Mangunkoesomo                     d. Tirto Adisuryo
10.    Sekolah dokter Jawa pada masa Belanda yang banyak melahirkan tokoh-tokoh Budi Utomo bernama....
a.     Opleiding School Voor van Indische Archen
b.     Hollandsche Indishe Kweekschool
c.     School tot Opleiding Voor Indische Archen
d.     Hoogere Kweekschool
11.    Hari lahir Budi Utomo pada tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari....
a.     Kebudayaan Nasional
b.     Kebangkitan Nasional
c.     Pendidikan Nasional
d.     Kedokteran Nasional
12.    Beberapa usaha Budi Utomo yang dilakukan dalam mencapai tujuan adalah,,,,
a.     Mengembangkan sistem persenjataaan
b.     Mengembangkan seni dan industri
c.     Mengembangkan ekspor dan impor komoditi
d.     Mengembangkan teknologi kelautan
13.    Ketua dari pergerakan Budi Utomo yang pertama kali adalah....
a.     Soetomo                                                    c. Gunawan
b.     Soewarno                                                  d. Muhammad Saleh
14.    Kongres I Budi Utomo pada tanggal 3-5 Oktober 1908 banyak menghasilkan keputusan tersebut di bawah ini, kecuali....
a.     Membatasi jangakauan gerak organisasi hanya pada daerah Jawa dan Madura
b.     Tidak akan melibatkan kegiatan politik
c.     Sifat organisasi adalah sosial, ekonomi dan budaya
d.     Menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat
15.    Kongres I Budi Utomo dilaksanakan di kota....
a.     Jakarta                                                       c. Jogjakarta
b.     Bandung                                                    d. Surabaya
16.    Banyak anggota Budi Utomo dari kaum muda yang kecewa terhadap hasil keputusan kongres I Budi Utomo, sehingga menyatakan diri keluar dari Budi Utomo, yaitu....
a.     Soewarno                                                  c. Soetomo
b.     Tjipto Mangunkusumo                             d. Wahidin Sudirohusudo
17.    Semangat kebangkitan nasional pada masa sekarang dapat diwujudkan oleh para remaja/ generasi penerus bangsa antara lain tersebut di bawah ini, kecuali....
a.     Belajar giat untuk menyiapkan pribadi yang siap berkompetisi
b.     Menjalin persahabatan secara sehat tanpa ada sikap merendahkan
c.     Tidak pantang putus asa dari kegagalan atau keterbatasan
d.     Mengandalkan kesuksesan orang lain untuk mencapai kemajuan
18.    Budi Utomo walaupun dianggap sebagai organisasi yang kurang dan berhasil dan pada akhirnya mengalami kemunduran namun tetap berjasa dalam hal ini karena....
a.     Mewakili aspirasi masyarakat untuk bangkit dari ketertinggalan
b.     Kooperatif dengan pihak pemerintah Belanda
c.     Anggotanya hanya meliputi Jawa dan Madura
d.     Hanya terdiri golongan kaum priyayi atau terpelajar
19.    Menurut sejarah ada organisasi masyarakat yang telah lahir sebelum kelahiran Budi Utomo, yaitu organisasi....
a.     Tri Koro Darmo                                        c. Indische Partij
b.     Syarikat Islam                                           d. Muhammadiyah
20.    Tokoh yang dapat dianggap sebagai pendiri/ perintis Syarikat Islam adalah....
a.     Tirto Adisuryo dan Dowes Dekker           c. Tirto Adisuryo dan Soetomo
b.     Samanhudi dan Tirto Adisuryo                d. Samanhudi dan Ki Hajar Dewantara
21.    Kongres Serikat Dagang Islam di Solo tahun 1912 antara lain menghasilkan keputusan di bawah ini, kecuali ....
a.     Syarikat Dagang Islam diubah menjadi Syarikat Islam
b.     Memperluas ruang gerak tidak hanya bidang perdagangan
c.     Memilih HOS Tjokroaminoto sebagai Ketua Syarikat Islam
d.     Memutuskan sikap kooperatif dengan pemerintah Belanda
22.    Tujuan awal dari Syarikat Dagang Islam adalah ....
a.     Melindungi pengrajin batik agar dapat bersaing dengan pengusaha Cina dan India
b.     Menjadi anggota volksraad atau Dewan rakyat pada masa Belanda
c.     Melakukan perlawanan secara langsung terhadap pemerintah penjajahan Belanda
d.     Memajukan seni dan budaya pada masyarakat bangsa Indonesia saat itu
23.    Karena ada pengaruh dari pihak luar maka organisasi SI menjadi terpecah 2 yaitu SI Putih dan SI Merah, SI Putih dipimpin oleh....
a.     Agus Salim                                               c. Samanhudi
b.     HOS Tjokroaminoto                                 d. Tirto Adisuryo
24.    Organisasi politik pertama yang berdiri di Bandung adalah Indische Partij yang didirikan oleh 3 serangkai yaitu....
a.     Tjipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dan Soewardi Suryaningat
b.     Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan Soewardi Suryaningat
c.     Tjipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dan Tirto Adisuryo
d.     Tjipto Mangunkusumo,  Wahidin Sudiro husudo dan Soewardi Suryaningat
25.    Indische Partij didirkan oleh tiga serangkai pada....
a.     25 Desember 1912                                    c. 25 Nopember 1916
b.     25 Desember 1914                                    d. 25 Nopember 1917

II.         Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat
1.       Jelaskan tiga faktor eksternal lahirnya kebangkitan nasional!
2.       Jelaskan tiga ciri organisasi pergerakan nasional!
3.       Jelaskan menurut pendapat anda bagaimana jika tidak ada kebangkitan nasional pada bangsa Indonesia pada masa penjajahan.
4.       Apa tujuan pengurus Indische Partij sering menulis di harian DeExpres?
5.       Apa yang dapat anda teladani dengan mempelajari sejarah kebangkitan nasional, sebutkan tiga saja