Jumat, 24 Mei 2013

ASIKNYA BELAJAR BAHASA DAN BUDAYA SUNDA DI SMP LABSCHOOL CIBUBUR

Bahasa Sunda merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang wajib diberikan pada sekolah-sekolah yang berada di wilayah provinsi Jawa Barat. Keberadaannya kadang dinilai oleh sebagian siswa dan orang tua sebagai mata pelajaran yang susah dan membosankan. Bahkan tidak sedikit mata pelajaran ini dikeluhkan oleh siswa karena memang sulitnya para siswa memahami bahasa sunda.

Pada saat kami berkunjung ke salah satu sekolah di Kota Bandung, ternyata kendala ini juga dijumpai. Siswa di pusat kota Sunda tersebut ternyata tidak kalah susah belajar dibanding dengan kota-kota seperti di Bekasi, Depok, Cirebon dan sebagainya. Ada satu cerita lucu, yang sebenarnya mungkin tidak lucu yang pernah diceritakan oleh sahabat saya yang tinggal di bilangan Kota Bekasi. Saat putrinya yang duduk di kelas 4 SD mendapat PR bahasa Sunda dan bertanya kepadanya, maka ia pun bingung untuk menjawabnya (teman saya berasal dari Betawi dan Jawa). Akhirnya, demi untuk menjawab PR anaknya, ia pun memanggil tukang somay keliling, yang nota bene orang sunda untuk membeli somay. Saat membeli somay itulah, teman saya tersebut minta tolong untuk membantu menjawabkan soal bahasa sunda tersebut. Esok hari sepulang dari sekolah anaknya pulang sambil berteriak gembira karena PR nya mendapat nilai seratus.

Berdasarkan kondisi di atas, SMP Labschool Cibubur berupaya menghadirkan suasana lain dalam pembelajaran bahasa sunda. Melalui kreativitas seorang guru bahasa Sunda, ternyata bahasa sunda menjadi pelajaran yang menarik dan diminati oleh siswa. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan pada saat mengajarkan bahasa sunda, guru menggunakan pendekatan budaya, sehingga siswa tidak terasa belajar bahasa sunda. Mata pelajaran bahasa sunda dikembangkan menjadi Bahasa dan Budaya Sunda. Siswa belajar lagu-lagu sunda, bahkan syair-syair pujian bahasa sunda yang sering dikumandangkan di surau sebelum shalat. Dolanan sunda serta Praktik membuat makanan khas sunda seperti Peuyeum dan Getuk yang berbahan singkong ternyata menarik siswa. Inilah yang dikembangkan oleh Pak Didin Sholahudin, guru bahasa Sunda di Labschool Cibubur

     
Gambar: Siswa sedang asik membuat Peuyeum, makanan khas sunda
Gambar: Siswa sedang menunjukkan proses pembuatan Getuk


1 komentar:

  1. masih ada kah cara lain yang lebih menarik.. krn kami pun menemukan kesulitan yang sama

    BalasHapus