Masa pandemi, kegiatan dalam dunia pendidikan mengalami perubahan drastis sebagaimana dialami pula bidang-bidang lain seperti ekonomi, sosial, budaya, pariwisata dan bahkan dalam bidang kehidupan agama yang tidak luput pula mengalami perubahan. Memang penyebaran Covid-19 yang sangat masif dan cepat memerlukan antisipasi dan pencegahan yang terencana, terpadu dan sistematis baik pemerintah, lembaga maupun perorangan.
Kebiasaan para siswa belajar di sekolah atau madrasah sudah tidak terlihat lagi selama beberapa bulan ini, bahkan hampir mendekati bilangan tahun. Siswa belajar dari rumah, dan guru pun mengajar dari rumah. Memang pada awal-awal kebijakan ini banyak kegamangan dan kebingungan yang datangnya dari guru, siswa bahkan orangtua. Bagaimana mungkin siswa bersekolah di rumah, dan bagaimana mungkin guru pun megajar dari rumah. Namun karena kondisi yang menuntut demikian maka walaupun dengan keterpaksaan dan penolakan di sana-sini, proses belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berjalan.
Babak berikutnya adalah adanya kendala untuk menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa (transfer of knowledge) yang ternyata tidak semudah saat pembelajaran tatap muka. Kendala tersebut diantaranya adalah terbatasnya komunikasi jarak jauh guru dan siswa, serta minimnya perangkat untuk transfer of knowledge tersebut. Beberapa kendala diantaranya belum tersedianya jaringan listrik di daerah-daerah tertentu, terbatasnya internet, tidak adanya gawai, serta tidak adanya paket atau data untuk mengakses.
Dari sisi guru, beberapa guru pun mengalami keterbatasan pengetahuan dan cara untuk mengerjakan tugasnya dari rumah. Namun karena tuntutan dan kondisi, guru-guru pun berupaya bangkit untuk belajar dan belajar lagi memanfaatkan kemajuan sosial media dan teknologi informasi yang semakin maju. Guru-guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, seperti menggunakan SMS, WA, Email, serta aplikasi-aplikasi yang disediakan oleh Google. Pemerintah pun membantu dengan menyiadakan sarana-sarana siaran edukasi melalui televisi dan radio serta melalui situs guru berbagi, guru penggerak dan lain-lain.
Guru di masa pandemi secara tidak langsung bisa melakukan adaptasi dalam pembelajaran dan dengan cepat pula menyesuaikan kemampuannya melalui penguasaan keterampilan dengan menggunakan paltform pembelajaran yang beraneka ragam. Zoom cloud meeting adalah salah satu yang populer digunakan guru untuk mengajar di daerah yang memiliki dukungan internet dan perangkat yang memadai. Google meet, youtube, trello, quissis, blog, canva, padlet, google form, google classroom, edmodo serta beberapa media lainnya menjadi hal yang tidak asing di kalangan guru-guru.
Guru-guru berinovasi dengan kreativitasnya serta semangat melayani siswa berakselerasi menguasai teknologi untuk menyesuaikan pembelajaran di masa pandemi. Diskusi dan sahring berbagi pun hampir setiap hari terjadi melalui webinar maupun diklat daring. Pandemi ternyata lebih mempercepat guru mengakselerasi teknologi dan lebih mampu mempererat silaturahmi dan menggali ilmu (tolabul ilmi) yang hampir tidak dibatasi oleh waktu, tempat dan jarak.
Pemerintah pun berupaya melakukan relaksasi pembelajaran di masa pandemi dengan tidak mengejar target kurikulum. serta memberikan bantuan kuota internet bagi siswa, mahasiswa dan guru. Banyak upaya yang sudah dilakukan, namun kesempurnaan tidak akan menyamai pembelajaran yang dilakukan secara langsung, dimana suasana sosial, kedekatan, emosi dan kebersamaan serta empati bersatu dalam pembelajaran.
Sukses selalu untuk guru pembelajar dan semoga pandemi ini bisa berlalu. Kita pun berharap tahun baru bisa mulai belajar tatap muka dan suasana baru pasti tercipta lebih baik dan berkualitas karena kita telah belajar bersama-sama dan sama-sama belajar di masa pandemi.
Link tulisan ini juga bisa dilihat di: https://channel9.id/kreativitas-dan-semangat-mendidik-saat-pandemi/?fbclid=IwAR2D-JjytBmN99DAJ7QwLzESZaalFSpOTADdTxlvAySnCY7gj0M_6GdLmoM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar